Kamis, 08 Desember 2011

Menjadi Anggota DPD RI? Kenapa Tidak....

Kali ini saya akan mencoba menulis atau lebih tepatnya menyampaikan "pengandai-andaian" yang mungkin akan sangat sulit sekali saya capai, yakni tentang bagaimana kalau seandainya saya menjadi anggota DPD RI. bukannya pesimis, namun hanya sedikit bersikap realis, karena kemampuan saya saat inii dirasa masih sangat kurang. Tapi, tidak apalah, semoga dari pengandaian ini akan muncul semangat baru yang akan membawa perubahan.Jadi, menjadi anggota DPD RI? kenapa tidak.....
Logo DPD - RI

Seandainya saya menjadi anggota DPD RI, saya tidak akan berusaha untuk mengisi proses "pengandaian" saya dengan sesuatu yang normatif, seperti halnya yang tercantum pada pada situs DPD RI, ataupun yang tercantum pada Wikipedia, yang mengatakan pada intinya sebagai anggota DPD RI, harus menjalankan fungsi legislasi seperti mengajukan RUU kepada DPR dan ikut membahas RUU, selain itu juga harus menjalankan fungsi pertimbangan dan fungsi pengawasan. Tapi, saya akan berusaha berandai-andai, sesuai dengan apa yang terlintas dalam alam pikir saya.

Hal pertama yang akan saya lakukan yakni mengenali daerah yang saya wakili. Saya akan berusaha mengenali potensi yang ada pada daerah tersebut dan mengenali apa yang menjadi kebutuhan mendasar masyarakat yang ada pada daerah tersebut. Karena, akan sia-sia jika kita mengusulkan sesuatu yang akan dijadikan pertimbangan pada bidang legislatif tanpa kita mengenal apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Kebijakan-kebijakan yang dibuat tanpa mengenali masyarakatnya akan sia-sia, atau bahkan tidak akan berguna. pasti hanya akan buang-buang anggaran saja tapi belum tentu berguna untuk masyarakat.

Setelah saya berusaha mengenali apa saja potensi daerah dan kebutuhan mendasar masyarakat, hal tersebut harus segera disebarkan dahulu sesama anggota DPD, semacam Gethuk Tular, agar bisa bersama-sama memperjuangkan apa yang menjadi keinginan masyarakat, agar kekuatan dalam mewujudkan keinginan masyarakat bisa lebih baik, bukan keinginan kita pribadi, golongan atau partai.

Tapi, yang paling penting adalah konsistensi, karena banyak wakil-wakil rakyat, baik yang ada di daerah maupun di pusat hanya manis di awal saja. Ketika sudah masuk dalam sistem, kebanyakan sudah lupa sama apa yang seharusnya mereka wakili.

2 komentar:

Tak kenal maka tak tahu, ya ga? Memang harus mengenali biar tahu apa yang harus dilakukan. Sukses dan salam kenal.

iya, salam kenal juga.
terima kasih :)