Waah, sudah lama sekali rasanya nggak nulis di blog ini. anggap saja pemiliknya sedang tersesat di hutan belantara pada sebuah negeri antah berantah. Sebenarnya kali ini mau nge review komik strip "100 Cara Gokil Menghukum Koruptor" tapi masih harus tertunda, karena perhatian penulis akhir-akhir ini tersedot pada puisi-puisi klasik. Ada banyak beberapa puisi klasik yang benar-benar addictive untuk dibaca, seperti: If You Forget Me karya Pablo Neruda, As I Grow Older karya Langston Hughes, dan masih banyak yang lainnya. Tapi, kali ini, puisi yang akan penulis bahas itu Still I Rise karyanya Maya Angelou. Alasan kenapa memilih puisi ini buat dibahas, selain cocok karena kondisi pribadi penulis saat ini, puisi ini juga bisa memotivasi seseorang untuk bangkit. [yeaaah!]
Sebelum dibahas, mari kita simak dulu puisinya, check this one out...
setelah menyimak puisi itu, mari kita bahas sedikit ya. Pembahasannya di sini bukan pada bait-bait, atau diksinya, tapi lebih pada makna dan kaitannya dalam kehidupan sehari-hari kita.
Sebagai manusia normal yang memiliki banyak persoalan hidup, kita pasti pernah merasakan saat-saat kita merasa terjatuh, seperti perasaan saat putus cinta, dikhianati, diremehkann dab dijegal dengan sengaja. Mungkin rasanya seperti dunia tidak akan berputar lagi, semua kenyataan melebur dan meluber hingga tidak tahu kemana arah melangkah. Lebih parahnya lagi, saat kita merasakan hal tersebut, justru akan ada orang-orang yang berbahagia melihat kita jatuh.
Waktu terus berjalan, saat kita tidak bergerak, kita yang akan digilas. Seperti yang dikatakan oleh Maya Angelou: "...but still, like dust, I'll rise; Just like moons and like suns, With the certainty of tides. just like hopes springing high, Still I'll rise; But still, like air, I'll rise; I rise, I rise, I rise.
Biar saja orang menuliskan kebohongan dalam sejarah hidup kita, menginjak-injak kehidupan kita, mengisi hidup mereka dengan dusta, tapi kita pasti akan bisa bangkit. We'll rise!
0 komentar:
Posting Komentar